Educating Hope 3
Sewaktu kunjungan Mahasiswa AMIK Medicom ke sekolah-sekolah SMA/SMK,
ada siswa kelas 12 yang bertanya: ''Mengenai jam kuliah di AMIK
Medicom, jam berapa?''.
Gernalia, mahasiswi AMIK Medicom semester 3 yang saat itu
ikut dalam kunjungan, menjawab dengan ramah: ''Mengenai jam kuliah, ada 3
pilihan. Kita boleh pilih sendiri jam kuliah. Bisa masuk pagi, jam 8
sampai jam 12. Bisa masuk siang, jam 1 sampai jam 5 sore. Bisa juga
masuk malam, jam 5 sore sampai jam 9 malam.''
Tidak sedikit alumni SMA/SMK yang punya keinginan untuk
kuliah, tapi juga ingin langsung bekerja se-tamat-nya mereka dari
sekolah. Tiga pilihan waktu kuliah seperti yang dijelaskan oleh
Gernalia, sangat memungkinkan bagi alumni SMA/SMK untuk bisa melakukan
kedua aktivitas tersebut secara bersamaan di AMIK Medicom, yaitu kuliah
sambil bekerja.
Eka Mirani, mahasiswi AMIK Medicom semester 6, pada kunjungan
yg berbeda, pernah menceritakan pengalamannya dalam bahasa Inggris yang
fasih kepada siswa kelas 12. "Saya adalah alumni dari SMA N 1
Kualabuluh Rantau Perapat. Setamat SMA, saya punya banyak rencana. Salah
satunya saya ingin langsung bekerja saja. Namun, pada akhirnya saya
memutuskan kuliah di AMIK Medicom karena disini saya bisa kuliah sambil
bekerja."
Gernalia, Eka, dan sebagian besar mahasiswa AMIK Medicom
sudah bekerja sebelum diwisuda. Mereka bekerja sambil kuliah. Aktivitas
kuliah dan aktivitas bekerja dapat mereka jalankan dengan totalitas yang
sama-sama 100%. Karena jam perkuliahan di AMIK Medicom dapat
disesuaikan dengan jam kerja dari mahasiswa. Mereka bebas memilih jam
perkuliahan. Sehingga mereka tetap nyaman bisa kuliah sambil bekerja.
Saat ini, mahasiswa/i AMIK Medicom yang kuliah sambil bekerja
sebanyak 67%. Keuntungan mereka kuliah sambil bekerja sangatlah jelas:
dapat ilmunya, dapat pengalaman kerjanya, dapat honornya. Banyak
diantara mereka yang honornya minimal Rp1,5 juta per bulan. Padahal
mereka masih mahasiswa. Padahal mereka masih begitu muda. Bagaimana lagi
nanti saat mereka sudah wisuda, sudah bertitel, pasti karirnya lebih
baik lagi. Mereka pun sudah bisa bayar uang kuliah sendiri. Bayar ongkos
transportasi sendiri. Untuk yang anak kos, Keperluan hidup pun sudah
bisa bayar sendiri.
Tapi bukan uangnya yang paling penting, melainkan
pengalamannya. Setiap harinya, mereka kuliah 4 jam di kampus, berlatih
bahasa inggris 1 jam, lalu bekerja 7 jam di tempat kerja. Itu berarti,
12 jam lebih setiap hari mahasiswa AMIK Medicom melakukan aktivitas yang
baik yang penuh disiplin. Mereka sedang membentuk diri menjadi pekerja
keras yang terdidik. Thomas Alfa Edison mengatakan: "Sukses itu 1 % ide,
99 % tetesan keringat." Hanya orang yang mau bekerja keras yang akan
sukses!
Mengapa semangat belajar dan etos bekerja mahasiswa AMIK
Medicom begitu membara? Itu karena suplay bahan bakar nya kualitas
tinggi. Tidak tanggung2, AMIK Medicom mendatangkan Bapak Johan Yan,
motivator Nasional dengan kaliber 6 Record MURI, motivator yang tarifnya
Rp 1 juta permenit, untuk memotivasi 3200 org mahasiswa Medicom.
Ada satu sistem di AMIK Medicom yang dikenal dengan sebutan
"kuliah menyisip". Sistem "kuliah menyisip" sangat membantu mahasiswa
yang bekerja pakai shift karena bisa disesuaikan jam perkuliahannya,
sehingga mahasiswa/i tidak ketinggalan dalam mengikuti perkuliahan.
"Kuliah menyisip" artinya, kalau hari ini tidak masuk kuliah karena
kerja, bisa menyisip di hari yg lain, di grup yg berbeda, di jam yang
sesuai, tanpa ada biaya tambahan.
Bagaimana dengan 33% mahasiswa medicom yg masih hanya kuliah
saja karena belum bekerja? Mereka terus berlatih mengasah brain, beauty
dan behaviour-nya agar menjadi lebih kompetitive (memiliki daya saing)
sembari terus melayangkan surat lamaran ke berbagai perusahaan. Mungkin
saja ada diantara mereka yang lamaran kerjanya belum satupun mendapat
panggilan. Tapi itu tidak akan menyurutkan semangat. Karena mereka masih
muda. Mereka mengerti, "Setiap manusia punya jatah gagalnya
masing-masing. Habiskanlah jatah itu selagi masih muda."
Rizki Habibi
AMIK Medicom