Saya pernah ditugaskan oleh sebuah perusahaan asuransi untuk mempelajari mengapa 25 persen agen tingkat atas menjual lebih dari 75 persen asuransi sementara 25 persen agen kelas bawah hanya menjual 5 persen dari volume total.
Ribuan arsip personalia dicek secara cermat. Penelitian tersebut membuktikan bahwa tidak ada perbedaan yang berarti dalam hal inteligensi. Begitu pula perbedaan dalam pendidikan tidak menjelaskan perbedaan dalam sukses menjual. Perbedaan orang yang sangat berhasil dan sangat tidak berhasil akhirnya menunjuk pada perbedaan dalam sikap, atau perbedaan dalam manajemen pikiran. Kelompok atas kurang khawatir, lebih antusias, dan memiliki kesukaan tulus akan orang lain.
Kita tidak dapat berbuat banyak mengubah jumlah kemampuan asli, tetapi kita pasti dapat mengubah cara kita menggunakan apa yang kita miliki.
Pengetahuan adalah kekuatan – jika Anda menggunakannya secara konstruktif. Berkaitan erat dengan dalih inteligensi adalah beberapa cara berpikir yang keliru mengenai pengetahuan. Kita sering mendengar bahwa pengetahuan adalah kekuatan. Akan tetapi pernyataan ini hanya benar separuhnya. Pengetahuan adalah kekuatan yang potensial. Pengetahuan baru menjadi kekuatan jika diterapkan – dan hanya jika pemakaiannya konstruktif.
Ada kisah bahwa ilmuwan besar Einstein pernah ditanya ada berapa kaki (sekitar 30cm) dalam satu mil. Einsten menjawab, "Saya tidak tahu. Mengapa saya harus mengisi otak saya dengan fakta yang dapat saya temukan dalam waktu dua menit di dalam buku acuan yang standar?"
Einstein mengajarkan kita suatu pelajaran yang sangat besar. Ia merasa bahwa lebih penting menggunakan otak kita untuk berpikir daripada menggunakannya sebagai gudang fakta.
Suatu kali Henry Ford terlibat dalam perkara pencemaran nama dengan Chicago Tribune. Tribune tersebut menyebut Ford ignoramus (orang yang tidak tahu apa-apa), dan Ford, orang yang terhormat, berkata, "Buktikan."
Tribune mengajukan pertanyaan sederhana seperti "Siapa Benedict Arnold?" "Kapan Perang Revolusioner pecah?" dan lain-lain, yang kebanyakan tidak dapat dijawab oleh Ford yang kurang mendapat pendidikan formal.
Akhirnya ia menjadi sangat jengkel dan berkata, "Saya tidak tahu jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan itu, tetapi dalam waktu lima menit saya bisa mendapatkan orang yang dapat menjawabnya."
Henry Ford tidak pernah tertarik untuk memenuhi pikirannya dengan informasi. Ia tahu bahwa kemampuan untuk mengetahui cara mendapatkan informasi lebih penting daripada menggunakan pikiran sebagai garasi untuk fakta.
Berapakah harga seorang manusia–fakta? Belum lama ini saya menghabiskan malam yang sangat menarik bersama seorang teman yang menjabat sebagai direktur sebuah perusahaan manufakturing yang berkembang pesat. Pesawat TV kebetulan sedang menyiarkan salah satu acara kuis yang paling populer. Orang yang ditanyai sudah tampil selama beberapa minggu. Ia dapat menjawab segala macam persoalan, banyak yang tampaknya tidak masuk akal.
Sesudah ia menjawab pertanyaan yang sangat aneh, sesuatu mengenai sebuah gunung di Argentina, tuan rumah saya memandang ke arah saya dan berkata, "Berapa banyak menurut Anda saya akan membayar orang muda itu seandainya ia bekerja untuk saya?"
"Berapa?" tanya saya.
"Tidak lebih dari £100 – bukan per minggu, bukan per bulan, melainkan seumur hidup. Saya sudah menilainya. "Ahli" itu tidak dapat berpikir. Ia hanya dapat menghafal. Ia hanya ensiklopedi berjalan, dan saya kira dengan £100 saya dapat membeli satu set ensiklopedi yang bagus.
"Yang saya inginkan di sekeliling saya," lanjutnya, "adalah orang yang dapat memecahkan masalah, yang dapat memikirkan gagasan. Orang yang dapat bermimpi dan kemudian mengembangkan mimpi tersebut ke dalam aplikasi praktis; dan manusia–gagasan dapat menghasilkan uang. Manusia-fakta tidak dapat." :-)
Salam Sukses Luar Biasa!
Ribuan arsip personalia dicek secara cermat. Penelitian tersebut membuktikan bahwa tidak ada perbedaan yang berarti dalam hal inteligensi. Begitu pula perbedaan dalam pendidikan tidak menjelaskan perbedaan dalam sukses menjual. Perbedaan orang yang sangat berhasil dan sangat tidak berhasil akhirnya menunjuk pada perbedaan dalam sikap, atau perbedaan dalam manajemen pikiran. Kelompok atas kurang khawatir, lebih antusias, dan memiliki kesukaan tulus akan orang lain.
Kita tidak dapat berbuat banyak mengubah jumlah kemampuan asli, tetapi kita pasti dapat mengubah cara kita menggunakan apa yang kita miliki.
Pengetahuan adalah kekuatan – jika Anda menggunakannya secara konstruktif. Berkaitan erat dengan dalih inteligensi adalah beberapa cara berpikir yang keliru mengenai pengetahuan. Kita sering mendengar bahwa pengetahuan adalah kekuatan. Akan tetapi pernyataan ini hanya benar separuhnya. Pengetahuan adalah kekuatan yang potensial. Pengetahuan baru menjadi kekuatan jika diterapkan – dan hanya jika pemakaiannya konstruktif.
Ada kisah bahwa ilmuwan besar Einstein pernah ditanya ada berapa kaki (sekitar 30cm) dalam satu mil. Einsten menjawab, "Saya tidak tahu. Mengapa saya harus mengisi otak saya dengan fakta yang dapat saya temukan dalam waktu dua menit di dalam buku acuan yang standar?"
Einstein mengajarkan kita suatu pelajaran yang sangat besar. Ia merasa bahwa lebih penting menggunakan otak kita untuk berpikir daripada menggunakannya sebagai gudang fakta.
Suatu kali Henry Ford terlibat dalam perkara pencemaran nama dengan Chicago Tribune. Tribune tersebut menyebut Ford ignoramus (orang yang tidak tahu apa-apa), dan Ford, orang yang terhormat, berkata, "Buktikan."
Tribune mengajukan pertanyaan sederhana seperti "Siapa Benedict Arnold?" "Kapan Perang Revolusioner pecah?" dan lain-lain, yang kebanyakan tidak dapat dijawab oleh Ford yang kurang mendapat pendidikan formal.
Akhirnya ia menjadi sangat jengkel dan berkata, "Saya tidak tahu jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan itu, tetapi dalam waktu lima menit saya bisa mendapatkan orang yang dapat menjawabnya."
Henry Ford tidak pernah tertarik untuk memenuhi pikirannya dengan informasi. Ia tahu bahwa kemampuan untuk mengetahui cara mendapatkan informasi lebih penting daripada menggunakan pikiran sebagai garasi untuk fakta.
Berapakah harga seorang manusia–fakta? Belum lama ini saya menghabiskan malam yang sangat menarik bersama seorang teman yang menjabat sebagai direktur sebuah perusahaan manufakturing yang berkembang pesat. Pesawat TV kebetulan sedang menyiarkan salah satu acara kuis yang paling populer. Orang yang ditanyai sudah tampil selama beberapa minggu. Ia dapat menjawab segala macam persoalan, banyak yang tampaknya tidak masuk akal.
Sesudah ia menjawab pertanyaan yang sangat aneh, sesuatu mengenai sebuah gunung di Argentina, tuan rumah saya memandang ke arah saya dan berkata, "Berapa banyak menurut Anda saya akan membayar orang muda itu seandainya ia bekerja untuk saya?"
"Berapa?" tanya saya.
"Tidak lebih dari £100 – bukan per minggu, bukan per bulan, melainkan seumur hidup. Saya sudah menilainya. "Ahli" itu tidak dapat berpikir. Ia hanya dapat menghafal. Ia hanya ensiklopedi berjalan, dan saya kira dengan £100 saya dapat membeli satu set ensiklopedi yang bagus.
"Yang saya inginkan di sekeliling saya," lanjutnya, "adalah orang yang dapat memecahkan masalah, yang dapat memikirkan gagasan. Orang yang dapat bermimpi dan kemudian mengembangkan mimpi tersebut ke dalam aplikasi praktis; dan manusia–gagasan dapat menghasilkan uang. Manusia-fakta tidak dapat." :-)
Salam Sukses Luar Biasa!
0 komentar:
Post a Comment
Silahkan berikan komentar anda tentang tulisan saya.
Terima kasih.