Educating Hope 1
Melihat 3 buah TV LCD yang selalu menyambut setiap kita tiba di Kampus AMIK Medicom, khususnya lokasi Darat, ismud, dan Bantam; mengingatkan saya ketika ide Teknologi ini masih hanya sebuah imaginasi.
Duduk
setelah makan siang bersama mas Benny banyak membuahkan ide-ide segar
yang sangat produktif dan membangun. Membangun medicom tentunya. Hadir
disana dalam susunan melingkar; mas Benny, bg Kamson, saya, bg Nando, bg
Desmon, bg Maruli, bg Jhonson, bg Koko dan bg Rudi. Diskusi yang
mengesankan. Hampir-hampir 10 potong buah semangka merah segar yg ada
ditengah, tidak tersentuh. Tidak seperti biasanya.
Mas
Benny, menantu Bpk dr. Reinhard, pimpinan Medicom, adalah seorang
profesional di perusahaan Indosat. Sengaja datang ke kampus Medicom
untuk memberikan seminar marketing kepada personil Medicom. Seminar
dilaksanakan dua sesi, sesi pertama jam 10 sampai jam 12. Lalu sesi
kedua akan dimulai jam 2 siang. Di sela dua seminar itulah ide-ide segar
dan produktif dilahirkan, dengan penuh hope: mewujudkan Medicom menjadi
kampus ICT terbaik dan tercanggih di Sumatera Utara.
Ide
pertama yang muncul adalah pengadaan TV LCD 50-an inci. Untuk awal: 3
buah. Satu buah per lokasi, misalnya: ismud, darat, dan bantam. Dipasang
di dinding ruangan dekat meja diskusi lantai satu yang mudah terlihat
dan banyak dilewati orang. Kita dapat menampilkan materi-materi bahasa
inggris, motivasi/kata-kata inspirasi, sistem nilai/ pola pikir,
selingan hiburan (3b star misalnya), pengumuman, jadwal kuliah atau
jadwal kegiatan. Kita juga bisa menampilkan siaran-siaran kampus
medicom, live, yang dibawakan oleh mahasiswa/i. Kita sudah punya studio
untuk rekamannya. Jika TV ini disingkronkan dengan database, kita bahkan
bisa menampilkan di TV: "welcome #nama-pendaftar yang baru saja
mendaftar# to Medicom" dengan template berdesign khusus. Kita pasti bisa
membayangkan rasa bangga di hati si calon mahasiswa yg mendaftar
tersebut. Kita tinggal siapkan seorang admin khusus untuk mengatur waktu
dan materi tampilan TV tersebut.
Ide TV LCD ini sudah
pernah didiskusikan. Namun karena harga, kita coba alternatif
menggunakan Running Teks. Sudah dipasang satu di kampus Ismud. Bagus.
Tapi, diskusi ini membuat TV LCD tampak lebih bagus lagi. Karena
terlihat lebih canggih. Dan karena manusia lebih tertarik dengan gambar
video daripada hanya teks. Mas benny berpendapat bahwa running teks
lebih efektif untuk outdoor daripada indoor.
Kita
sebenarnya sudah punya satu TV LCD di ruang teori komputer lokasi
bantam. Waktu itu, ibu kabag keuangan memberikan ide memakai TV LCD
untuk menggantikan proyektor. Kata bang Nando, harganya kurang dari Rp 5
jt. Ternyata, dari bang Desmon diketahui bahwa harga pemasangan running
teks hampir sama.
Untuk mensiasati biaya, bisa saja
kita menawarkan tayangan iklan ke perusahaan lain untuk ditampilkan di
TV LCD. Atau kita bisa membuat proposal ke perusahaan lain untuk
memberikan kita TV seperti yang kita mau, dengan tawaran: iklannya
ditampilkan 3 jam/hari selama setahun misalnya. Dimana lebih dari 5000
pasang mata melihat TV tersebut setiap harinya. Bahkan, kita bisa
menjual space bingkai TV untuk ditempel stiker iklan suatu produk/jasa,
seperti indosat misalnya. Ini bisa menjadi uang masuk.
Setelah
TV LCD, muncul ide-ide segar lainnya yang kaya dengan hope. Namun,
waktu menunjukkan jam 2 siang. Tiba waktunya mas benny memulai
presentasi seminar sesi yg kedua. Hingga pertemuan berakhir, buah
semangka masih tersisa 5 potong. Tidak seperti biasanya.
Rizki Habibi
AMIK MEDICOM