Saya banyak mendapati orang-orang beralasan: "Tetapi Anda Harus Mempunyai Otak yang Cerdas untuk Berhasil." "Saya kurang cerdas." ini adalah Dalih Intelegensi. Merasa kesuksesan hanya untuk "orang pintar ber IQ Luar Biasa"
Sebenarnya, dalih ini begitu lazim sehingga barangkali hingga 95 persen dari orang di sekeliling kita mengidapnya dalam pelbagai tingkat. Berbeda dengan kebanyakan jenis dalih lain, orang yang menderita jenis penyakit khusus ini menderita dalam diam. Tidak banyak orang mau mengakui secara terbuka bahwa mereka merasa kurang cerdas. Mereka lebih suka merasakannya sendiri jauh di dalam.
Kebanyakan dari kita membuat dua kesalahan dasar sehubungan dengan inteligensi:
1. Kita meremehkan kekuatan otak kita, dan
2. Kita terlalu menganggap hebat kekuatan otak, orang lain.
Karena kedua kesalahan ini, banyak orang sering merendahkan nilai diri mereka sendiri. Mereka gagal menghadapi situasi yang menantang karena merasa bahwa untuk itu "diperlukan otak yang cerdas." Akan tetapi, kemudian datanglah orang yang tidak peduli mengenai inteligensi, dan ia mendapatkan pekerjaan itu.
Yang penting sebenarnya bukanlah berapa banyak inteligensi yang Anda miliki, tetapi bagaimana Anda menggunakan apa yang benar-benar Anda punyai. Pikiran yang memandu inteligensi Anda jauh lebih penting daripada kuantitas kekuatan otak Anda. Biarlah saya ulangi sekali lagi, karena ini sangat penting – pikiran yang memandu inteligensi Anda jauh lebih penting daripada berapa banyak inteligensi yang mungkin Anda punyai.
Dalam menjawab pertanyaan, "Haruskah anak anda menjadi seorang ilmuwan?" Dr. Edward Teller, salah seorang ahli ilmu fisika terkemuka, berkata, "Anak tidak memerlukan otak yang dapat berpikir cepat agar menjadi ilmuwan, ia juga tidak memerlukan ingatan yang menakjubkan, dan juga tidak perlu bahwa ia harus mendapatkan nilai yang sangat tinggi di sekolah. Satu-satunya hal yang penting adalah si anak mempunyai tingkat minat yang tinggi akan ilmu pengetahuan."
Minat, antusiasme – itulah faktor yang sangat penting bahkan di dalam ilmu pengetahuan!
Dengan sikap yang positif, optimistis dan kooperatif seseorang dengan IQ 100 akan berpenghasilan lebih besar, mendapatkan respek lebih besar dan mencapai keberhasilan lebih besar dibandingkan orang yang negatif, pesimistis, dan tidak kooperatif dengan IQ 120.
Jika Anda mempunyai cukup ketekunan untuk bertahan pada sesuatu – tugas atau proyek – hingga selesai, maka Anda jauh lebih baik daripada orang dengan inteligensi yang menganggur, walaupun inteligensi itu mungkin mendekati genius.
Ketekunan adalah 95 persen dari kemampuan.
Pada suatu acara reuni tahun lalu, saya bertemu seorang teman kuliah yang sudah sepuluh tahun tidak berjumpa. Chuck adalah mahasiswa yang sangat cerdas dan lulus dengan mendapat kehormatan. Tujuannya ketika saya terakhir kali bertemu dengannya adalah memiliki perusahaan sendiri.
Saya bertanya kepada Chuck perusahaan apa yang akhirnya ia dirikan.
"Ah," ia mengakui, "saya tidak jadi mendirikan perusahaan sendiri. Saya tidak akan mengakui hal ini kepada siapa pun lima tahun yang lalu, atau bahkan satu tahun yang lalu, tetapi sekarang saya siap membicarakannya.
"Mengingat kembali pendidikan saya di perguruan tinggi, saya melihat bahwa saya menjadi ahli dalam mengetahui mengapa perusahaan yang akan saya dirikan tidak akan berhasil. Saya pelajari semua perangkap yang dapat dimengerti, setiap alasan mengapa suatu perusahaan kecil akan gagal. 'Anda harus mempunyai modal besar.' 'Pastikan bahwa daur bisnisnya benar.' 'Apakah ada permintaan besar untuk apa yang akan Anda tawarkan?' 'Apakah industri lokal stabil?' – seribu satu macam hal harus diperiksa.
"Yang paling menyakitkan adalah bahwa beberapa dari teman sekolah saya yang lama yang tampaknya tidak terlalu pandai, dan bahkan tidak kuliah di perguruan tinggi, sekarang sudah sangat mapan di dalam perusahaan yang mereka dirikan sendiri. Tetapi saya, saya hanya berjalan terseret-seret, mengaudit pengiriman barang. Seandainya saya dilatih lebih baik dalam hal mengapa perusahaan kecil dapat berhasil, saya pasti akan menjadi jauh lebih baik sekarang ini, dalam segala hal."
Sekarang Anda pasti paham. Pikiran yang memandu inteligensi Chuck jauh lebih penting daripada besarnya inteligensi Chuck. :-)
Salam Sukses Luar Biasa!
Sebenarnya, dalih ini begitu lazim sehingga barangkali hingga 95 persen dari orang di sekeliling kita mengidapnya dalam pelbagai tingkat. Berbeda dengan kebanyakan jenis dalih lain, orang yang menderita jenis penyakit khusus ini menderita dalam diam. Tidak banyak orang mau mengakui secara terbuka bahwa mereka merasa kurang cerdas. Mereka lebih suka merasakannya sendiri jauh di dalam.
Kebanyakan dari kita membuat dua kesalahan dasar sehubungan dengan inteligensi:
1. Kita meremehkan kekuatan otak kita, dan
2. Kita terlalu menganggap hebat kekuatan otak, orang lain.
Karena kedua kesalahan ini, banyak orang sering merendahkan nilai diri mereka sendiri. Mereka gagal menghadapi situasi yang menantang karena merasa bahwa untuk itu "diperlukan otak yang cerdas." Akan tetapi, kemudian datanglah orang yang tidak peduli mengenai inteligensi, dan ia mendapatkan pekerjaan itu.
Yang penting sebenarnya bukanlah berapa banyak inteligensi yang Anda miliki, tetapi bagaimana Anda menggunakan apa yang benar-benar Anda punyai. Pikiran yang memandu inteligensi Anda jauh lebih penting daripada kuantitas kekuatan otak Anda. Biarlah saya ulangi sekali lagi, karena ini sangat penting – pikiran yang memandu inteligensi Anda jauh lebih penting daripada berapa banyak inteligensi yang mungkin Anda punyai.
Dalam menjawab pertanyaan, "Haruskah anak anda menjadi seorang ilmuwan?" Dr. Edward Teller, salah seorang ahli ilmu fisika terkemuka, berkata, "Anak tidak memerlukan otak yang dapat berpikir cepat agar menjadi ilmuwan, ia juga tidak memerlukan ingatan yang menakjubkan, dan juga tidak perlu bahwa ia harus mendapatkan nilai yang sangat tinggi di sekolah. Satu-satunya hal yang penting adalah si anak mempunyai tingkat minat yang tinggi akan ilmu pengetahuan."
Minat, antusiasme – itulah faktor yang sangat penting bahkan di dalam ilmu pengetahuan!
Dengan sikap yang positif, optimistis dan kooperatif seseorang dengan IQ 100 akan berpenghasilan lebih besar, mendapatkan respek lebih besar dan mencapai keberhasilan lebih besar dibandingkan orang yang negatif, pesimistis, dan tidak kooperatif dengan IQ 120.
Jika Anda mempunyai cukup ketekunan untuk bertahan pada sesuatu – tugas atau proyek – hingga selesai, maka Anda jauh lebih baik daripada orang dengan inteligensi yang menganggur, walaupun inteligensi itu mungkin mendekati genius.
Ketekunan adalah 95 persen dari kemampuan.
Pada suatu acara reuni tahun lalu, saya bertemu seorang teman kuliah yang sudah sepuluh tahun tidak berjumpa. Chuck adalah mahasiswa yang sangat cerdas dan lulus dengan mendapat kehormatan. Tujuannya ketika saya terakhir kali bertemu dengannya adalah memiliki perusahaan sendiri.
Saya bertanya kepada Chuck perusahaan apa yang akhirnya ia dirikan.
"Ah," ia mengakui, "saya tidak jadi mendirikan perusahaan sendiri. Saya tidak akan mengakui hal ini kepada siapa pun lima tahun yang lalu, atau bahkan satu tahun yang lalu, tetapi sekarang saya siap membicarakannya.
"Mengingat kembali pendidikan saya di perguruan tinggi, saya melihat bahwa saya menjadi ahli dalam mengetahui mengapa perusahaan yang akan saya dirikan tidak akan berhasil. Saya pelajari semua perangkap yang dapat dimengerti, setiap alasan mengapa suatu perusahaan kecil akan gagal. 'Anda harus mempunyai modal besar.' 'Pastikan bahwa daur bisnisnya benar.' 'Apakah ada permintaan besar untuk apa yang akan Anda tawarkan?' 'Apakah industri lokal stabil?' – seribu satu macam hal harus diperiksa.
"Yang paling menyakitkan adalah bahwa beberapa dari teman sekolah saya yang lama yang tampaknya tidak terlalu pandai, dan bahkan tidak kuliah di perguruan tinggi, sekarang sudah sangat mapan di dalam perusahaan yang mereka dirikan sendiri. Tetapi saya, saya hanya berjalan terseret-seret, mengaudit pengiriman barang. Seandainya saya dilatih lebih baik dalam hal mengapa perusahaan kecil dapat berhasil, saya pasti akan menjadi jauh lebih baik sekarang ini, dalam segala hal."
Sekarang Anda pasti paham. Pikiran yang memandu inteligensi Chuck jauh lebih penting daripada besarnya inteligensi Chuck. :-)
Salam Sukses Luar Biasa!
0 komentar:
Post a Comment
Silahkan berikan komentar anda tentang tulisan saya.
Terima kasih.