Setiap pembelajaran hanya mempunyai 1 (satu) tujuan: mendapatkan hasil. Anda benar-benar harus berhati-hati untuk tidak terjerumus pada pendekatan-pendekatan "kreatif" berisi kesenangan dan permainan yang penuh muslihat, yang hanya menarik perhatian namun sering sia-sia.

Lakukan apa yang mendapatkan hasil, dan teruslah mencari apa yang mendatangkan hasil lebih baik. jangan terikat pada seperangkat teknik, metode, atau media tertentu, baik lama maupun baru. Anda dapat memanfaatkan salah satu atau semuanya secara kombinasi, bergantung pada organisasi, pokok bahasan, dan pembelajar itu sendiri. Bagaimanapun juga pada akhirnya yang paling penting bukanlah metode, melainkan hasilnya.

Program pelatihan yang paling berhasil dijalankan mengindahkan secara seksama prinsip-prinsip dasar berikut:

Belajar melibatkan seluruh pikiran dan tubuh
Belajar tidak hanya menggunakan "otak" (sadar, rasional, memakai "otak kiri", dan verbal), tetapi juga melibatkan seluruh tubuh/pikiran dengan segala emosi, indra, dan sarafnya.

Belajar adalah berkreasi, bukan mengonsumsi
Pengetahuan bukanlah sesuatu yang diserap oleh pembelajar, melainkan sesuatu yang diciptakan pembelajar. Pembelajaran terjadi ketika seorang pembelajar memadukan pengetahuan dan keterampilan baru ke dalam struktur dirinya sendiri yang telah ada.

Kerja sama membantu proses belajar
Semua usaha belajar yang baik mempunyai landasan sosial. Kita biasanya belajar lebih banyak dengan berinteraksi dengan kawan-kawan daripada yang kita pelajari dengan cara lain mana pun. Persaingan di antara pembelajar memperlambat pembelajaran. kerja sama di antara mereka mempercepatnya. Suatu komunitas belajar selalu lebih baik hasilnya dari pada beberapa individu yang belajar sendiri-sendiri.

Pembelajaran berlangsung pada banyak tingkatkan secara simultan
Belajar bukan hanya menyerap satu hal kecil pada satu waktu secara linear, melainkan menyerap banyak hal sekaligus. Pembelajaran yang baik melibatkan orang pada banyak tingkatan secara simultan (sadar dan bawah sadar, mental dan fisik) dan memanfaatkan seluruh saraf reseptor, indra, jalan dalam sistem total otak/tubu seseorang. Bagaimanapun juga, otak bukanlah prosesor berurutan, melainkan prosesor paralel, dan otak akan berkembang pesat jika ia ditantang untuk melakukan banyak hal sekaligus.

Belajar berasal dari mengerjakan pekerjaan itu sendiri (dengan umpan balik)
Belajar paling baik adalah belajar dalam konteks. Hal-hal yang dipelajari secara terpisah akan sulit diingat dan mudah menguap. Kita belajar berenang dengan berenang, cara mengelola sesuatu dengan mengelolanya, cara bernyanyi dengan bernyanyi, cara menjual dengan menjual, dan cara memperhatikan kebutuhan konsumen dengan memperhatikan kebutuhannya. Pengalaman yang nyata dan konkret dapat dapat menjadi guru yang jauh lebih baik dari pada sesuatu yang hipotesis dan abstrak, asalkan di dalamnya tersedia peluang untuk terjun langsung secara total, mendapatkan umpan balik, merenung, dan menerjunkan diri kembali.

Emosi positif sangat membantu pembelajaran
Perasaan menentukan kualitas dan juga kuantitas belajar seseorang. Perasaan negatif menghalangi belajar. Perasaan positif mempercepatnya. Belajar yang penuh tekanan, menyakitkan, dan bernuansa muram tidak dapat mengungguli hasil belajar yang menyenangkan, santai, dan menarik hati.

Otak Citra Menyerap Informasi secara Langsung dan Otomatis
Sistem saraf manusia lebih merupakan prosesor citra dari pada prosesor kata. Gambar konkret jauh lebih mudah ditangkap dan disimpan dari pada abstraksi verbal. Menerjemahkan abstraksi verbal menjadi berbagai jenis gambar konkret akan membuat abstraksi verbal itu bisa lebih cepat dipelajari dan lebih mudah diingat.

Nah, 7 prinsip dasar ini lah yang akan harus melandasi setiap pembelajaran anda. Ingatlah, jika anda mengabaikan 7 prinsip diatas, maka saya sangat khawatir pembelajaran anda tidak memberi manfaat yang besar bagi siswa. :-)

Salam Sukses Luar Biasa!

0 komentar:

Post a Comment

Silahkan berikan komentar anda tentang tulisan saya.
Terima kasih.