Anda pernah mendengar ratusan orang dari segala usia menjelaskan prestasi mereka yang sedang-sedang saja dalam hidup mereka lebih kurang seperti ini: "Saya terlalu tua (atau terlalu muda) untuk melakukan terobosan sekarang ini. Saya tidak dapat mengerjakan apa yang ingin saya kerjakan, atau saya mampu kerjakan, karena rintangan usia."

Mengherankan sekali dan patut disayangkan bahwa hanya sedikit orang yang merasa bahwa mereka berada dalam "usia yang cocok." Dalih ini menutup pintu bagi peluang yang sebenarnya bagi ribuan orang. Mereka mengira usia mereka salah, sehingga mereka bahkan tidak berniat untuk mencoba.

Variasi "Saya terlalu tua" adalah bentuk yang paling lazim dari dalih usia. Penyakit ini menyebar dengan cara yang samar. Drama dan artikel majalah tentang topik tersebut, "Mengapa Anda Terlalu Tua pada Usia Empat Puluh" sangat populer, bukan karena menggambarkan fakta yang sebenarnya, melainkan karena menarik banyak pikiran khawatir yang mencari dalih.

Bagaimana Mengatasi Dalih Usia?

Dalih usia dapat disembuhkan. Beberapa tahun yang lalu sewaktu saya menjalankan suatu program pelatihan penjualan, saya mendapatkan serum yang ampuh untuk menyembuhkan penyakit ini sekaligus memberikan vaksin melawan kekambuhannya.

Di dalam program pelatihan itu ada seorang peserta yang bernama Cecil. Ia berusia 40 tahun, ingin mengangkat dirinya menjadi wiraniaga, tetapi mengira bahwa dirinya sudah terlalu tua. "Bagaimanapun," ia menjelaskan. "Saya harus memulai dari awal sekali. Dan pada usia empat puluh, saya sudah jauh terlalu tua."

Saya berbicara dengan Cecil beberapa kali mengenai masalah "usia tua" ini. Saya menggunakan obat yang sudah diuji dengan baik, "Anda setua yang Anda rasakan," tetapi ternyata cara ini tidak manjur. (Terlalu sering orang menjawab dengan ketus "Tetapi saya memang merasa tua!")

Akhirnya, saya menemukan metode yang ampuh. Suatu hari sesudah sesi pelatihan, saya berkata, "C-cil, kapan usia produktif manusia dimulai?"
Ia berpikir beberapa detik dan menjawab, "Oh, ketika ia berusia sekitar 20 tahun, saya kira."

"Benar," saya membenarkan. "Nah kapan usia produktif manusia berakhir?"
Cecil menjawab, "Kalau ia tetap sehat dan menyukai pekerjaannya, saya kira orang masih sangat berguna ketika ia berusia 70 atau lebih."
"Baiklah," saya berkata, "banyak orang masih sangat produktif sesudah mereka mencapai usia 70, tetapi marilah kita sepakati apa yang baru saja Anda katakan. Tahun-tahun produktif manusia terentang dari usia 20 hingga 70. Itu berarti rentang waktu 50 tahun, atau setengah abad. Anda sekarang baru berusia 40 tahun.

Berapa tahun kehidupan produktif yang sudah Anda jalankan?"
"Dua puluh," jawabnya.
"Dan berapa tahun lagi yang tersisa?"
"Tiga puluh," jawabnya.
"Dengan kata lain, Anda bahkan belum mencapai setengah jalan; Anda baru menggunakan 40 persen dari tahun-tahun produktif Anda."

Saya menatap Cecil dan mengetahui bahwa ia mengerti maksudnya. Ia sembuh dari dalih usia. Cecil sekarang melihat bahwa ia masih mempunyai banyak tahun penuh peluang yang tersisa. Ia berubah dari berpikir, "Saya sudah terlalu tua," menjadi "Saya masih muda." Cecil kini sadar bahwa usia kini tidak menjadi soal. Sikap terhadap usia itulah yang menjadikannya berkat atau penghalang.

Menyembuhkan diri Anda dari dalih usia kerap membuka pintu menuju peluang yang Anda kira sudah terkunci rapat.

Seorang kerabat saya menghabiskan waktu bertahun-tahun mengerjakan banyak hal yang berbeda – menjual, mengoperasikan per-usahannya sendiri, bekerja di bank – tetapi ia tidak pernah benar-benar menemukan apa yang sebenarnya ingin ia kerjakan. Akhirnya, ia menyimpulkan bahwa satu hal yang ia ingin lakukan lebih dari segala yang lain adalah menjadi pendeta. Akan tetapi ia berpikir tentang hal itu, ia merasa dirinya sudah terlalu tua. Ia kini berusia 45 tahun, mempunyai tiga anak, dan sedikit uang.

Akan tetapi untunglah ia mengumpulkan segenap kekuatannya dan berkata kepada dirinya sendiri, "Empat puluh lima atau bukan, saya akan menjadi pendeta."
Dengan kepercayaan yang sangat besar, ia mulai mengikuti program pendidikan untuk menjadi pendeta yang lamanya lima tahun. Lima tahun kemudian ia ditahbiskan menjadi pendeta dan tinggal di tengah jemaah yang lumayan besar di Amerika Serikat.

Tua? Tentu saja tidak. Ia masih mempunyai 20 tahun kehidupan produktif di depannya. Belum begitu lama saya berbicara dengan orang ini dan ia berkata kepada saya, "Anda tahu, jika saya tidak mengambil keputusan besar itu sewaktu saya berusia 45, saya akan menjalani sisa hidup saya dengan menjadi tua dan tidak puas. Sekarang saya merasa sama mudanya dengan 25 tahun yang lalu."

Dan ia memang hampir tampak semuda itu. Jika Anda menaklukkan dalih usia, Anda pun memperoleh optimisme orang muda dan merasa muda. Ketika Anda mengalahkan ketakutan Anda akan keterbatasan usia, Anda pun menambahkan tahun-tahun ke dalam kehidupan Anda, dan juga keberhasilan.

Seorang bekas teman kuliah memberikan sudut pandang yang menarik mengenai bagaimana mengalahkan dalih usia. Bill lulus dari Harvard dalam usia 20-an. Sesudah 24 tahun berkecimpung dalam bisnis pialang saham, di mana selama itu ia memperoleh penghasilan yang lumayan, Bill memutuskan bahwa ia ingin menjadi profesor universitas.

Teman-teman Bill memperingatkan bahwa ia akan terlalu membebani dirinya dalam program belajar yang berat. Namun, Bill bertekad mencapai tujuannya ini, dan mendaftar di University of Illinois – pada usia 51 tahun. Pada usia 55 tahun ia meraih gelarnya. Sekarang ini ia adalah Ketua Jurusan Ekonomi di sebuah perguruan tinggi seni liberal murni. Ia juga berbahagia. Ia tersenyum ketika berkata, "Saya masih mempunyai hampir sepertiga dari tahun-tahun saya yang menyenangkan."

Usia tua adalah penyakit kegagalan. Kalahkan penyakit ini dengan menolaknya menahan diri Anda. :-)

Salam Sukses Luar Biasa!

0 komentar:

Post a Comment

Silahkan berikan komentar anda tentang tulisan saya.
Terima kasih.